- Pilkada Serentak 2024 Brutal, Gugatan Sengketa Hasil Pilkada Mencapai 56,9 Persen
- Pergulatan Seorang Perempuan Papua Melawan Penindasan Di Tulis Oleh Benny Giay dan Yafet Kambai
- Kemajuan di Balik Keterbelakangan
- Kisah Tragis Polwan Rusmini, Korban Konspirasi dan Sistem Bobrok di Polri
- Pimpinan Organisasi Pers Adakan Pertemuan Bahas Perkembangan Pers Terkini dan Program 2025
- Tragedi Tanah dan Keadilan: Legiman Pranata, Korban Pencaplokan oleh Anggota DPR RI
- PPWI dan Kedubes Rusia Akan Adakan Lomba Menulis dan Kunjungan Jurnalistik ke Rusia
- Tarian Para Pahlawan Elang: Kisah Persatuan Damai
- Kepala Pengelola BPP Distrik Pyramid Mengucapkan Terimakasih Kepada Pemerintah Kabupaten Jayawijaya
- OpenDesa Gelar Rapat Kerja Nasional 2024: Fokus pada Capaian Target Kepengurusan
Ketika kata Ciyus Terucap dari Mulut Jokowi
Kata ciyus atau serius sering terdengar diucapkan anak-anak zaman sekarang yang sering dijuluki anak baru gede (ABG). Nah, ketika bahasa gaul itu diucapkan oleh Joko Widodo, para pewarta yang bertugas meliput kegiatan Gubernur DKI Jakarta itu tak bisa menahan tawa karena nadanya yang sedikit medok.
Terhitung sudah dua kali Jokowi melontarkan kata itu kepada wartawan. Pertama, saat Jumat (18/1/2013) malam lalu, ketika Jokowi meninjau perbaikan Tanggul Kanal Banjir Barat (KBB) di Latuharhary, Jakarta Pusat. Seharian raut muka Jokowi begitu serius dan tegang karena pengerjaan tanggul yang masih belum selesai, ditambah hujan deras yang terus mengguyur Ibu Kota. Pendek kata, Jokowi tampak sangat suntuk dan senyum khasnya pun tak terpancar dari dirinya.
Saat itu, Jokowi menghampiri wartawan yang sudah menunggunya di luar rel kereta api yang terputus. Lantas para wartawan berniat mencairkan suasana dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan konyol kepada Jokowi, seperti "Apabila tanggul selesai, ditandai oleh pemotongan pita di Sency (Senayan City)?". Mendengar pertanyaan itu, senyum yang hilang dari Jokowi akhirnya muncul kembali.
Baca Lainnya :
Seraya mengernyitkan dahinya, Jokowi bertanya, "Apa itu Sency?" Wartawan pun langsung menjelaskan kalau Sency itu adalah kependekan dari Senayan City. Mengetahui hal tersebut, Jokowi pun tertawa dan mengatakan kalau berbicara hendaknya jangan disingkat-singkat. "Oh, kirain saya sensitif itu maksudnya. Mbok, jangan disingkat-singkat, tho," kata Jokowi.
Pembicaraan itu pula yang membuat Jokowi melontarkan kata ciyus dan miapah kepada wartawan. "Kalau ciyus miapah itu apa? Ha-ha-ha," kata Jokowi yang membuat suasana lokasi tersebut yang awalnya tegang menjadi ramai.
Kata ciyus kembali diucapkan Jokowi, Selasa (22/1/2013) kemarin, saat berbincang dengan wartawan di Balaikota DKI. Bahasa gaul itu keluar kembali setelah ia ditanya terkait kinerjanya 100 hari.
Saat itu, Jokowi ditanya masalah Jakarta apa yang membuat Jokowi pusing. Jokowi pun menjawab tak ada persoalan yang membuatnya pusing karena ia telah menghadapi masalah itu sejak ia memimpin Solo selama delapan tahun. Namun, ada satu masa Jokowi mengaku tidak memiliki semangat. "Yaitu kalau pas B sama pas T. Apa itu? Pokoknya pas B sama pas T. Ciyuss," canda Jokowi yang mengundang tawa para wartawan. (sumber: kompas.com)