- Pilkada Serentak 2024 Brutal, Gugatan Sengketa Hasil Pilkada Mencapai 56,9 Persen
- Pergulatan Seorang Perempuan Papua Melawan Penindasan Di Tulis Oleh Benny Giay dan Yafet Kambai
- Kemajuan di Balik Keterbelakangan
- Kisah Tragis Polwan Rusmini, Korban Konspirasi dan Sistem Bobrok di Polri
- Pimpinan Organisasi Pers Adakan Pertemuan Bahas Perkembangan Pers Terkini dan Program 2025
- Tragedi Tanah dan Keadilan: Legiman Pranata, Korban Pencaplokan oleh Anggota DPR RI
- PPWI dan Kedubes Rusia Akan Adakan Lomba Menulis dan Kunjungan Jurnalistik ke Rusia
- Tarian Para Pahlawan Elang: Kisah Persatuan Damai
- Kepala Pengelola BPP Distrik Pyramid Mengucapkan Terimakasih Kepada Pemerintah Kabupaten Jayawijaya
- OpenDesa Gelar Rapat Kerja Nasional 2024: Fokus pada Capaian Target Kepengurusan
Pergulatan Seorang Perempuan Papua Melawan Penindasan Di Tulis Oleh Benny Giay dan Yafet Kambai
Keterangan Gambar : Buku Yosepha Alomang: Pergulatan Seorang Perempuan Papua Melawan Penindasan Di Tulis Oleh Benny Giay dan Yafet Kambai
PEWARTAPAPUA.COM - Buku Yosepha Alomang: Pergulatan Seorang Perempuan Papua Melawan Penindasan Di Tulis Oleh Benny Giay dan Yafet Kambai
Buku ini bagus untuk dibaca para perempuan yang masih terbelenggu budaya patriarki dan para aktivis perempuan dan para pejuang rakyat tertindas. Ia sekaligus juga peringatan bagi setiap pejuang bagaimana kekuasaan selalu berusaha menundukkan jiwa-jiwa yang memberontak dengan berbagai cara. Kartini misalnya ditundukkan dengan cara dipaksa masuk ke dunia perkawinan yang tak dikehendaki. Yang lain dikasih contoh dengan pemerkosaan, penghancuran alat reproduksi dan pembunuhan sadis seperti yang menimpa pejuang Marsinah
buku ini juga memberikan gambaran atau PR perjuangan masa mendatang rakyat Papua. Buku ini seperti mau kalau kualitas para pejuang rakyat Papua saja seperti dapat ditundukkan oleh Freeport dengan kekayaannya yang melimpah dan berada dalam kepungan intelejen Indonesia yang menyusup di sudut-sudut kehidupan rakyat papua, lantas bagaimana perjuangan kemerdekaan yang sudah ada di hati rakyat Papua dapat dimenangkan? Tentu ada jalan lain, bukan?